Infinitowatch – Tahun ini tampaknya berjalan mulus bagi merek produsen jam tangan asal Swiss, Audemars Piguet. Berkat hasil penjualannya yang meningkat pada tahun ini, Audemars Piguet berhasil menyalip Patek Philippe dan menempati posisi keempat dalam posisi watchmaker terbesar dunia.
Menurut laporan keuangan yang disusun oleh bank investasi Morgan Stanley dan konsultan Jenewa, LuxConsult, Audemars Piguet diperkirakan berhasil melakukan penjualan sejumlah kurang lebih Rp 24 triliun pada tahun 2020. Sementara itu, Patek Philippe memperoleh jumlah penjualan lebih kecil dengan selisih sebesar Rp 1 triliun yakni sebesar Rp 23 triliun.
Berkat pencapaian ini Audemars Piguet berhasil menempati posisi lebih tinggi dari Patek Philippe untuk pertama kalinya dalam sejarah. Patek Philippe kini diketahui menempati posisi keenam dalam posisi watchmaker terbesar dunia.
View this post on Instagram
Kesuksesan Audemars Piguet dalam meningkatkan penjualannya diperoleh berkat upayanya dalam menjual jam tangan buatannya langsung kepada pelanggan tanpa perantara pihak ketiga sehingga seluruh laba adalah murni milik Audemars Piguet tanpa perlu membaginya dengan pihak lainnya.
Disisi lain, Patek Philippe memperoleh keuntungan lebih sedikit karena harus membagi seluruh keuntungan dengan toko mitranya yang lebih diandalkan daripada toko ritelnya sendiri. Hal ini disebabkan oleh turunnya harga jual rata-rata Patek Philippe. Penurunan harga yang terjadi pun boleh dibilang cukup drastis dari harga jual rata-rata sebesar Rp 543 juta pada tahun 2020 menjadi hanya sebesar Rp 460 juta pada tahun 2021.
Turunnya harga jual rata-rata Patek Philippe ini diperkirakan merupakan imbas dari perhatian Patek Philippe yang terlalu terfokus pada model baja tahan karat Ref 5711/1A. berbanding terbalik dengan yang terjadi pada Patek Philippe, Audemars Piguet justru berhasil menaikkan harga jual rata-rata produknya sebesar hamper Rp 77 juta.
Selain karena turunnya harga jual rata-rata jam tangan keluarannya, merosotnya posisi Patek Philippe dalam posisi watchmaker terbesar dunia juga disebabkan oleh Longines yang menambah jumlah produksinya. Angka produksi Longines yang pada awalnya hanya 1,5 juta naik sebesar 20% menjadi 1,8 juta.
View this post on Instagram
Ditengah semua persaingan yang terjadi, peringkat teratas dalam posisi watchmaker terbesar dunia masih dipegang oleh Rolex. Rolex yang sejak awal telah menempati posisi dominan dalam pasar jam tangan dengan pangsa pasar sebesar 24,9% menjadi lebih kuat seiring dengan naiknya persentase pangsa pasarnya menjadi 28,8%.
Omega menempati posisi kedua watchmaker terbesar dunia dengan jumlah penjualan bersih sekitar Rp 33,9 triliun dan peningkatan produksi sebesar 14% dari yang awalnya sejumlah 500.00 menjadi 570.000.
Posisi di bawah Omega diisi oleh Cartier yang pada tahun 2021 berhasil meningkatkan penjualannya menjadi 600.000 setelah sebelumnya hanya memproduksi 490.000 jam tangan pada tahun 2020.
Persaingan ketat tidak hanya terjadi di peringkat atas watchmaker terbaik dunia. Van Cleef & Arpels juga turut meramaikan persaingan yang terjadi dengan lonjakan bisnis arlojinya dari peringkat 26 ke peringkat 17. Lonjakan ini terjadi seiring dengan naiknya omset mereka hingga lebih dari dua kali lipat dari Rp 2 triliun mendari Rp 6,2 triliun.
Selain itu Van Cleef & Arpels memproduksi jam tangan 38% lebih banyak dan mengalami kenaikan nilai jual rata-rata. Kenaikannya pun tidak main-main yakni sebesar 75% dari harga jual rata-ratanya yang ada di angka Rp 536 juta menjadi Rp 936 juta.
Selain merek-merek tersebut, Richard Mille, Tissot, IWC, TAG Heuer, Breitling, dan Hublot juga turut meramaikan posisi 20 teratas watchmaker terbesar dunia ditemani oleh banyak merek lainnya.
Sumber: Kompas
Baca Juga : 4 Rekomendasi Jam Tangan Untuk Para Pecinta Balap
Pingback: Kisah Sukses Hamilton, Jam Tangan Andalan Militer AS -